Al Ustadz Abu Qotadah, yang dikenal dengan nama asli Yusman Yunus bin Muhammad Yunus bin Salehe bin Baddalna Puang Mattu bin Ali, adalah seorang dai dan ulama yang terkenal di Indonesia. Beliau lahir pada tanggal 20 Desember 1979 di Tabalar, sebuah daerah terpencil di tengah hutan belantara Kabupaten Berau, Kalimantan Timur.
Latar Belakang dan Pendidikan
Masa kecil Ustadz Abu Qotadah dihabiskan di Berau, Kalimantan Timur. Beliau menamatkan pendidikan dasar dan menengah di Sambaliung dan MAN Tanjung Redeb, Berau. Sejak sekolah, beliau sudah aktif dalam berbagai organisasi, seperti OSIS, Kepramukaan, dan Saka Bhayangkara. Di luar sekolah, Ustadz Abu Qotadah juga aktif di berbagai organisasi masyarakat, termasuk Karang Taruna, KNPI, dan Kesenian Daerah.
Beliau kemudian melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi di Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar Fakultas Syariah, namun kemudian memutuskan untuk fokus belajar di Ma’had As-Sunnah Makassar. Di sinilah Ustadz Abu Qotadah mulai mendalami ilmu-ilmu agama dan mengenal manhaj Salaf.
Perjalanan Menuntut Ilmu
Ustadz Abu Qotadah tidak hanya belajar di Indonesia. Pada tahun 1996, beliau memulai perjalanan ilmiahnya ke luar negeri dengan rihlah ke Yaman. Selama empat tahun lebih, beliau belajar di Darul Hadis, Dammaj, di bawah bimbingan Al Muhaddis Al ‘Allamah Muqbil bin Hadi al-Wadi’i rahimahullah, seorang ulama besar yang dikenal sebagai pembawa panji sunnah dan pemberantas bid’ah di Yaman. Di Darul Hadis, beliau mempelajari berbagai disiplin ilmu, termasuk kitab-kitab standar yang biasa dipelajari oleh para pencari ilmu, seperti Bulughul Maram dan Riyadhus Shalihin.
Guru-guru beliau di Yaman tidak hanya terbatas pada Al Muhaddis Al ‘Allamah Muqbil bin Hadi, tetapi juga mencakup ulama-ulama besar lainnya seperti Asy-Syaikh Yahya Al Hajuri, Asy-Syaikh ‘Abdurrahman bin Mar’i Al-‘Adani, dan Asy-Syaikh ‘Abdullah bin Mar’i Al-‘Adani hafidzohullah. Ustadz Abu Qotadah sangat mengutamakan metode pembelajaran tuntas atau mulazamah, di mana sekelompok murid duduk belajar di hadapan seorang syaikh hingga mereka memahami suatu pelajaran secara mendalam.
Kembali ke Nusantara dan Aktivitas Dakwah
Pada tahun 2000, Ustadz Abu Qotadah kembali ke Indonesia bersama kakak dan sahabat-sahabat tercinta untuk memulai dakwah. Mereka merintis dakwah dan mengkader para pencari ilmu melalui program tadribud dua’at, yang menjadi cikal bakal berbagai program pendidikan lainnya di Ma’had Ihya As Sunnah.
Di antara murid-murid yang pernah belajar dari beliau adalah Ustadz Hazim, Ustadz Zainal Abidin, Ustadz Abu Thurab Abdul Ghofur, dan banyak lagi. Ustadz Abu Qotadah telah menyebarkan dakwahnya ke berbagai daerah di Indonesia, termasuk Medan, Lampung, Pekanbaru, Jambi, Padang, Bengkulu, Batam, dan masih banyak lagi. Beliau juga aktif mengisi kajian di Radio Rodja, Rodjatv, dan InsanTV.
Wasiat dan Nasihat
Ustadz Abu Qotadah selalu berpesan kepada murid-muridnya dan kaum muslimin untuk:
- Bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu karena ilmu adalah sumber segala kebaikan.
- Tetap komitmen dengan manhaj dan aqidah salafus shalih.
- Bersikap hikmah dalam berdakwah.
- Menjaga persatuan kaum muslimin, terutama sesama ahlu sunnah.
- Menghindari pintu-pintu fitnah.
Kehidupan Pribadi
Ustadz Abu Qotadah dikaruniai 7 orang anak dari satu istri. Beliau juga dikenal aktif dalam dunia herbal dan terapi, serta mendalami ilmu tajwid dan qiro’ah, di mana beliau mempelajari ilmu tersebut dari berbagai guru yang memiliki sanad tinggi di Mesir, Syiria, dan Sudan.
Penutup
Biografi singkat ini hanya menggambarkan sekelumit dari perjalanan hidup Ustadz Abu Qotadah. Semoga Allah memberkahi beliau dan keluarga, serta memberikan manfaat dari ilmu yang telah beliau sebarkan kepada umat Islam. Amin.