Adab Islami dalam Penyembelihan: Untukmu Para Tukang Jagal

Adab Islami dalam Penyembelihan: Untukmu Para Tukang Jagal

Islam sebagai agama rahmatan lil ‘alamin telah mengatur segala sisi kehidupan manusia, baik yang berhubungan dengan Sang Pencipta, sesama manusia, maupun dengan makhluk lain seperti hewan. Berikut ini kami sampaikan beberapa adab Islami ketika menyembelih hewan.

1. Hendaknya Ikhlas Karena Allah

Allah Ta’ala berfirman:

قُلْ إِنَّ صَلاَتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

“Katakanlah: Sesungguhnya shalatku, sembelihanku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.” (Al-An’am: 162)

Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

عن علي رضي الله عنه قال: حدثني رسول الله صلى الله عليه وسلم بأربع كلمات: (لعن الله من ذبح لغير الله، لعن الله من لعن ووالديه. لعن الله من آوى محدثاً، لعن الله من غير منار الأرض) [رواه مسلم].

Dari ‘Ali radhiyallahu’anhu, beliau berkata:

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berpesan kepadaku dengan empat nasihat: “Allah melaknat orang yang menyembelih untuk selain Allah. Allah melaknat anak yang melaknat kedua orang tuanya. Allah melaknat orang yang melindungi muhdits (orang yang jahat) / muhdats (pelaku bid’ah). Allah melaknat orang yang sengaja mengubah patok batas tanah.” (HR. Muslim 1978)

2. Berbuat Baik (Ihsan) Ketika Menyembelih

Berbuat baik (Ihsan) dalam menyembelih meliputi beberapa hal sebagai berikut:

Menajamkan Pisau

Dari Syaddad bin Aus radhiyallahu ‘anhu ia berkata:

Dua hal yang aku hafal dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau berkata:

إِنَّ اللَّهَ كَتَبَ الْإِحْسَانَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ فَإِذَا قَتَلْتُمْ فَأَحْسِنُوا الْقِتْلَةَ وَإِذَا ذَبَحْتُمْ فَأَحْسِنُوا الذَّبْحَ وَلْيُحِدَّ أَحَدُكُمْ شَفْرَتَهُ فَلْيُرِحْ ذَبِيحَتَه

“Sesungguhnya Allah mewajibkan berbuat baik (ihsan) atas segala sesuatu. Jika kalian membunuh (dalam berperang, -pent) maka berbuat baiklah dalam cara membunuh, dan jika kalian menyembelih maka berbuat baiklah dalam cara menyembelih. Hendaklah salah seorang dari kalian menajamkan pisaunya dan menyenangkan sembelihannya.” (HR. Muslim 13/1955-Nawawi)

Menjauhkan Dari Penglihatan Hewan Ketika Menajamkan Pisau

Dari Ibnu ’Abbas radhiyallaahu ’anhuma, ia berkata:

أَتُرِيْدُ أَنْ تَمِيْتَهَا مَوْتَات هَلاَ حَدَدْتَ شَفْرَتَكَ قَبْلَ أَنْ تَضْجَعَهَا

“Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam mengamati seseorang yang meletakkan kakinya di atas pipi (sisi) kambing dalam keadaan ia mengasah pisaunya, sedangkan kambing itu memandang kepadanya. Lantas Nabi berkata: ‘Apakah sebelum ini kamu hendak mematikannya dengan beberapa kali kematian?! Hendaklah pisaumu sudah diasah sebelum engkau membaringkannya.'” (HR. Al Hakim (4/257), Al Baihaqi (9/280). Disahihkan Syaikh Al Albani)

Menggiring Kambing Ke Tempat Penyembelihan Dengan Baik

عن محمد بن سيرين أن عمر رضي الله عنه رأى رجلاً يجر شاة ليذبحها فضربه بالدرة وقال سقها لا أم لك إلى الموت سوقاً جميلاً

Dari Muhammad bin Sirin mengatakan bahwa Umar radhiyallahu anhu melihat seseorang menyeret kambing untuk disembelih lalu ia memukulnya dengan pecut, maka Umar berkata dengan mencelanya: “Giring hewan ini kepada kematian dengan baik.” (Dikeluarkan oleh Al-Baihaqi (9/281), Abdurrazzaq (8605) dan isnadnya munqathi (terputus), karena Ibnu Sirin tidak bertemu dengan Umar, maka isnadnya dlaif)

Namun keumuman hadits dan hadits yang mengharuskan bersikap rahmah pada kambing menjadi syahid baginya hingga hadits ini maknanya shahih.

Tempat (Bagian Tubuh) Yang Disembelih

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ : الذَّكَاةُ فِي حَلْقِ اللُّبَّةِ

Ibnu Abbas radhiyallahu anhu berkata: “Penyembelihan dilakukan di sekitar kerongkongan dan labah.” (Shahih diriwayatkan Abdurrazzaq . 8615) Labah adalah lekuk yang ada di atas dada, dan unta juga disembelih di daerah ini.

3. Tasmiyah (Mengucapkan Bismillah)

Berdasarkan firman Allah Ta’ala:

وَلَا تَأْكُلُوا مِمَّا لَمْ يُذْكَرِ اسْمُ اللَّهِ عَلَيْهِ وَإِنَّهُ لَفِسْقٌ ۗ وَإِنَّ الشَّيَاطِينَ لَيُوحُونَ إِلَىٰ أَوْلِيَائِهِمْ لِيُجَادِلُوكُمْ

“Dan janganlah kalian memakan hewan-hewan yang tidak disebut nama Allah ketika menyembelihnya, sesungguhnya perbuatan semacam itu adalah suatu kefasikan. Sesungguhnya syaithan itu mewahyukan kepada wali-walinya (kawan-kawannya) untuk membantah kalian.” (Al-An’am/6: 121)

Dan dalam hadits:

عَنْ أَنَسِ بنِ مَالِكٍ رضي الله عنه أَنَّ اَلنَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم – كَانَ يُضَحِّي بِكَبْشَيْنِ أَمْلَحَيْنِ, أَقْرَنَيْنِ, وَيُسَمِّي, وَيُكَبِّرُ

Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah menyembelih hewan kurban dengan dua domba jantan. Beliau mengucap bismillah dan bertakbir.” (HR. Bukhari dan Muslim)

4. Meletakkan Telapak Kaki Di Atas Sisi Hewan Sembelihan

Anas bin Malik radhiyallahu anhu berkata:

ضَحَّى النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِكَبْشَيْنِ أَمْلَحَيْنِ فَرَأَيْتُهُ وَاضِعًا قَدَمَهُ عَلَى صِفَاحِهِمَا يُسَمِّي وَيُكَبِّرُ فَذَبَحَهُمَا بِيَدِهِ

“Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyembelih hewan kurban dengan dua domba jantan yang berwarna putih campur hitam dan bertanduk. Beliau menyembelihnya dengan tangan beliau, dengan mengucap basmalah dan bertakbir, dan beliau meletakkan satu kaki beliau di sisi-sisi kedua domba tersebut.” (HR. Bukhari dan Muslim)

5. Menghadapkan Hewan Ke Arah Kiblat

Dari Nafi’,

أَنَّ اِبْنَ عُمَرَ كَانَ يَكْرَهُ أَنْ يَأْكُلَ ذَبِيْحَةَ ذَبْحِهِ لِغَيْرِ القِبْلَةِ

“Sesungguhnya Ibnu Umar tidak suka memakan daging hewan yang disembelih dengan tidak menghadap kiblat.” (HR. ‘Abdur Razaq no. 8585 dengan sanad yang shahih)

Demikian beberapa adab Islami yang diajarkan Allah dan Rasul ketika menyembelih. Semoga bermanfaat, dan semoga Allah mudahkan kita bisa mengamalkannya.


Karang Lewas, 5 Dzulhijjah 1442 H
Akhukum Fillah
Abu Bakr Al Banjary

error: Hak cipta dilindungi undang-undang